Kamis, 21 November 2019

Tes Keperawanan Dahulu Sebelum Menikah








Jakarta - Hakim Binsar Gultom meminta perempuan yang hendak menikah menjalani tes keperawanan. Begitu juga bagi laki-laki, untuk menjalani tes keperjakaan. Begini maksud hakim yang mengadili Jessica Kumala Wongso itu.

"Jadi kalau dikatakan, 'Wah tidak jaminan sekarang ini lagi ke apa namanya kesucian seorang wanita karena sudah banyak yang tidak perawan', Itu sepertinya mereka-mereka mempunyai pemikiran yang keliru, mungkin karena mereka mohon maaf ini, mengalami berbagai masalah-masalah kehidupan," kata Binsar saat berbincang dengan Tutoriallengkapbanget.blogspot.com, Senin (11/9/2017).

Berikut ini wawancara lengkap Tutoriallengkapbanget.blogspot.com dengan hakim tinggi pada Pengadilan Tinggi (PT) Bangka Belitung tersebut: 

Apa maksud dan tujuan Anda mensyaratkan tes keperawanan, sebagaimana tertuang dalam buku 'Pandangan Kritis Seorang Hakim'?

Maksud dan tujuan saya memberikan salah satu siaran permintaan sangat diperlukan tes keperawanan adalah karena perkawinan itu harus suci, harus kudus.

Jadi tidak boleh tercemar dan segala seseorang menjadi menikah itu alangkah baiknya rumah tangga itu menjadi suatu istana keluarga untuk menghasilkan produksi anak-anak yang berakhlak, berbudi pekerti yang baik tidak tercemar dengan berbagai masalah atau kotoran

Jadi kalau dikatakan, 'Wah tidak jaminan sekarang ini lagi ke apa namanya kesucian seorang wanita karena sudah banyak yang tidak perawan', itu sepertinya mereka-mereka mempunyai pemikiran yang keliru, mungkin karena mereka mohon maaf ini, mengalami berbagai masalah-masalah kehidupan. 

Namun perlu dicatat tes keperawanan yang saya maksudkan sekarang ini bukanlah kepada mereka katakanlah yang diperkosa oleh orang, bukanlah juga dimaksudkan kepada mereka tidak perawan mungkin karena olahraga, karena sesuatu hal.

Tetapi ini adalah lebih saya khususkan kepada calon mempelai kedua pasangan itu betul-betul di antara mereka berdua itu saling mencintai tulus sesuai ikatan lahir-batin yang diatur dalam UU Perkawinan.

Jadi ada ikatan lahir-batin dari keduanya untuk menurunkan keturunan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, bahkan di semua agama semua pun disyaratkan seperti itu.


Tes keperawanan itu bagaimana penerapannya?

Dan syarat keperawanan itu bersifat privat, bersifat pribadi. Antara orang tua yang akan menikahkan anaknya adalah wajar menanyakan kepada anaknya itu, baik laki maupun perempuan. Apakah di antara mereka sesungguhnya sudah pernah melakukan hubungan persetubuhan di luar nikah? Mereka harus jujur kepada orang tua.

Apakah cinta itu perkawinan itu dilandasi cinta kasih yang tulus, atau karena ada tekanan, ataukah dipaksa si perempuan ini: 'Lo jangan ngaku ya sama orang tua, kalau nggak lo saya ceraikan nanti. Pokoknya gua mau kawin samalo asal lo tidak membuka aib yang pernah'.

Nah, hal seperti itu tidak bisa terjadi. Ini bisa menjadi salah satu embrio, celah-celah terjadinya perceraian. Jadi ada tekanan fisik, psikis, ada tekanan daripada pemaksaan seksual, ini nanti berbahaya. Justru ini melanggar Pasal 5 UU Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Jadi ini sifatnya privat, kalau si anak mengaku, 'Kami memang masih murni, belum pernah bersetubuh di luar nikah', lalu kalau ortu masih curiga, harus dipanggil tim medis kedokteran untuk mengecek keperawanan tersebut.

Nah belum berkata kepada persyaratan terhadap UU. Ini internal dari keluarga.

Mengapa hanya perempuan yang dites, apakah lelaki juga perlu dites keperjakaan? Bagaimana caranya?

Ini kan menjadi ada kesan seolah-olah menjadi diskriminatif. Kesempatan ini akan angkat. Tidak adil kalau wanita yang tes keperawannya. 

Saya harus katakan, khusus wanita, murni dia harus suci. Murni. Karena dia sebagai seorang primadona yang harus dilindungi oleh setiap lelaki, makanya perempuan itu harus selalu percaya ke laki-laki, kalau sudah digagahi atau dicintai, jangan diperlakukan sembarang macam.

Nah jadi, kenapa wanita hanya dia? Karena itu jadi fokus berita kali ini. Namun sebaliknya, biar terjadi perimbangan, bagaimana si lelaki? Bukan perjaka lagi? Ini menjadi berkembang pengetahuan kita untuk menjadi kewajiban bagi pemerintah cq lewat dokter-dokter untuk bisa mendeteksi sejauh mana kah seorang pria masih perjaka atau tidak.

Sehingga para ahli medis harus bisa, tidak ada alasan, apakah kaum pria ini masih perjaka, sudah pernah suka menyeleweng atau tidak. Sebab kalau sudah rusak salah satu, ini menjadi celah, embrio rusak rumah tangga.

Karena apa ini semua saya angkat? Ini kaitannya dengan problem perpecahan rumah tangga yang saling begitu banyaknya perceraian di Indonesia. Untuk apa negara membentuk pengadilan? bukankah karena terjadi perceraian. 

Bukankah perceraian bukan karena semata-mata kesucian? 

Betul. Mungkin karena ekonomi, pendidikan, dan lain segala macam. Saya tidak mau ke situ. Yang mau saya lihat adalah kesucian rumah tangga. Istri sebagai ratu, itu pasti akan bisa mereka atasi, karena suka dan duka, mereka pasti sama-sama mengarungi bahtera rumah tangga.

Selama ini pemilihan jodoh, itu terkadang tidak direstui orang tua, terkadang ya. Tidak merupakan kecintaan yang murni tulus, semata-mata karena nafsu, karena sudah sempat melakukan persetubuhan di luar pernikahan karena emosi nafsu. Itu kalau ekonomi segala macam, itu kecil.

Tapi kalau sudah sama-sama mau menerima demi cinta, apapun pasti mereka pasti akan melakukan tugas apapun. Untuk menekan, mencegah, meminimalisir semakin banyaknya perceraian di Indonesia.

Saya tidak bermaksud mengerdilkan merendahkan wanita. Tapi jangan perempuan jangan mudah langsung jatuh cinta. 

Kalau tidak perawan lagi, apakah boleh tetap menikah?

Itu tergantung pacarnya. Kalau mau menerima apa adanya, daripada calon itu ya silakan. Mungkin ada yang mau ingin menolong, umpamanya PSK, ada seorang pria mau menjadikan istri, tidak menjadi persoalan tapi didasari dengan cinta kasih mendalam. No problem.

Jadi tidak berarti yang tidak perawan tidak bisa kawin. Masing-masing didasari rasa cinta tidak apa-apa.

Yang saya tekankan, sekarang banyak yang menikah karena hamil dulu dilakukan oleh pasangannya, bukan karena pasangan orang lain.


Kalau untuk lelaki, kan belum ada alat mendeteksi perjaka, berarti makin lama dong menikahnya? 

Makanya dengan adanya berita ini menjadi menarik, kita angkat. Supaya dokter sekarang, masak sih ahli kandungan urusan penyakit dalam tidak bisa mendeteksi seorang pria sudah tidak perjaka atau masih perjaka? itu harus bisa. Sekarang jaman canggih. 

Tes Keperawanan Sebelum Nikah? Ini Lho Maksud Hakim Binsar

Misalnya hanya karena onani, apakah bisa dideteksi? Oh tidak bersetubuh dengan yang lain. Karena ini bisa menjadikan pelacuran berkurang atau bisa dicegah, karena itulah yang merusak banyaknya penyakit HIV/AIDS. Walaupun dihalalkan UU, tetapi hal seperti ini sesungguhnya sangat mengotori rumah tangga. 

Senin, 18 November 2019

Betrand Peto Minum ASI Sarwendah


Tak pernah merasakan ASI sejak bayi, Betrand Peto kini minum ASI Sarwendah tiga kali sehari

TLB - Ruben Onsu membuat pernyataan mengejutkan perihal permintaan anak angkatnya, Betrand Peto. Ayah satu anak itu mengungkapkan jika Betrand ikut meminum asi milik Asi Sarwendah.

Menurut Ruben permintaan putra angkatnya itu muncul kala Betrand merasa sedih saat melihat putri kedua Sarwendah tengah menyusi. 

" Betrand hanya bilang 'bahagia ya bun jadi Tania (anak kedua Ruben), dia minum air susu ibu," kata Ruben Onsu di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin, 18 November 2019.

Menurut Ruben, Betrand menceritakan belum pernah mencicipi ASI semenjak dilahirkan. Iba mendengar pengakuan anak angkatnya itu, Ruben menawarkan Betrand untuk meminum ASI yang telah disimpan istrinya.

" Jadi saya tawarin 'kakak mau minum susu bunda?' Kan ada susunya Wenda yang dipompa," ujar Ruben. 

Ruben beralasan, Betrand telah dianggapnya sebagai anak sendiri. Dan sang istri selama ini memang telah banyak menyimpan ASI di lemari es khusus. " ya itu buat Betrand," ungkapnya.

Sejak diperbolehkan meminum ASI tersebut, Ruben mengatakan jika Betrand kini bisa meminum sepuasnya. 

" Pagi dia minum kalau malem dia mau minum ya minum, paling banyak 2 sampai 3 kali sehari," imbuhnya.

Ji Chang-Wook Bermain di Drama Berjudul LUCA

Idol Kpop, Ji Chang-Wook Ditawari Bermain di Drama Berjudul LUCA

Tutoriallengkapbanget.blogspot.com- Idol Kpop, Ji Chang-Wook dikabarkan telah mendapatkan tawaran untuk terlibat dalam proyek drama baru berjudul Last Universal Common Ancestor.

Dikutip dari soompi.com, saat ini Ji Chang-Wook tengah mengkaji atau me-review proyek barunya tersebut.

Aktor yang baru saja bermain dalam drama 'Melting Me Softly' tvN ini mendapatkan tawaran untuk bermain dalam 'LUCA' (judul tentatif).
'LUCA' merupakan kependekan dari Last Universal Common Ancestor.

Drama ini rencananya akan disutradarai oleh Kim Hong Seon.
Kim Hong Seon sendiri telah menyutradarai sejumlah drama yang cukup populer, di antaranya
'Voice', 'Black', dan 'The Guest.'

Sebelumnya, Ji Chang-Wook juga pernah bekerja bersama sutradara tersebut dalam drama SBS yang berjudul 'Warrior Baek Dong Soo' pada tahun 2011 silam.

Senada dengan kabar tersebut, pihak agensi Ji Chang Wook, Glorious Entertainment menyatakan artisnya itu benar mendapat tawaran bermain dalam drama 'LUCA.'

"Benar bahwa dia (Ji Chang Wook) telah ditawari sebuah peran pada 'LUCA'. 

Saat ini dia sedang mengkaji tawaran tersebut," ungkap agensi itu dikutip TribunPalu.com dari soompi.com.

sementara itu pihak tvN mengungkapkan bahwa 'LUCA' benar merupakan salah satu proyek yang akan digarap mereka.




Sabtu, 16 November 2019

Respons Ustad Terhadap Pidato Sukmawati

Sukmawati Bandingkan Sukarno-Nabi Muhammad, Ini Respons Ustaz Yusuf Mansur


Jakarta - Sukmawati Soekarnoputri dilaporkan Korlabi ke polisi atas dugaan penistaan agama terkait bagian ucapannya pada sebuah acara yang membandingkan antara Presiden ke-1 RI Sukarno dengan Nabi Muhammad SAW. Ustaz Yusuf Mansur menilai Sukmawati offside.

"Perkara ini perkara yang mesti hati-hati ya. Kita salah-salah ngomong juga mungkin akan tambah membangkitkan amarah dari umat yang memang merasa nabi yang dicintainya kok dibanding-bandingkan dengan almarhum Ir Sukarno," kata Yusuf saat dihubungi, Sabtu (16/11/2019).

"Siapa juga yang rela kan, siapa juga yang rida? Cuma kan kita umat yang juga nggak boleh cepat marah, nggak boleh cepat emosi. Kita harus melihat ini sebagai ruang untuk memberi informasi, mengajar, berbaik sangka, kemudian memberikan contoh, memberikan pengetahuan tentang nabi kita," sambungnya.

Yusuf Mansur mengatakan sudah melihat video ucapan Sukmawati yang dipersoalkan. Dia berpandangan memang tidak tepat Sukmawati membandingkan Sukarno dengan Nabi Muhammad SAW.

"Kalau saya lihat sampai habis sih mungkin maksudnya Ibu Sukma itu adalah bagaimana kemudian kita juga menghargai semua yang sudah berjasa di bidang apa pun di Indonesia maupun di dunia. Cuma beliau offside, kejauhan, dengan memberi narasi, question yang menyakiti umat Islam, menyakiti diri kita sendiri. Kan beliau juga muslimah," ujarnya.

Sukmawati, menurut Yusuf Mansur, tidak seharusnya melontarkan narasi yang membandingkan Sukarno dengan nabi Muhammad SAW. Karena dengan begitu bisa timbul persepsi yang negatif dari umat. 

"Sekali lagi ini kita mesti hati-hati ngomongnya, mesti arif, bijak," ujarnya.

"Mudah-mudahan polemik ini menjadi rahmat, menjadi ilmu buat banyak orang, terutama tentang nabi kita Nabi Muhammad SAW, yang memang ini bulan, bulannya dia, bulan Maulid, Allah ampuni Ibu Sukma dan Allah ampuni kita semua juga," ujarnya.

Adapun ucapan Sukmawati itu dilontarkan pada saat dirinya menghadiri sebuah diskusi bertajuk 'Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme' pada Senin (11/11).

Dalam diskusi itu, awalnya Sukmawati berbicara tentang perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan RI dari jajahan Belanda. Kegiatan itu sendiri dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2019. Sukmawati kemudian melontarkan pertanyaan kepada forum.

"Sekarang saya mau tanya semua, yang berjuang di abad 20 itu Yang Mulia Nabi Muhammad apa Ir Sukarno, untuk kemerdekaan? Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau jawab berdiri, jawab pertanyaan Ibu ini," tanya Sukmawati seperti dilihat detikcom dalam video yang viral.

Forum hening. Tidak ada yang menjawab pertanyaannya itu. Dia pun lalu melontarkan kembali pertanyaan itu kepada forum yang dihadiri sejumlah mahasiswa.

"Di abad 20, yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia itu Nabi Yang Mulia Muhammad atau Ir Sukarno? Tolong jawab, silakan anak-anak muda, saya mau tahu jawabannya, ayo jawab, nggak ada yang berani? Saya mau yang laki-laki, kan radikalis banyaknya laki-laki," lanjutnya.


Seorang mahasiswa kemudian berdiri. Sukmawati pun menanyakan identitas mahasiswa yang akan menjawab pertanyaannya itu.


"Saya Muhammad Takim Maulana, mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Selatan. Memang benar pada awal ke 20 yang berjuang itu Ir Sukarno, nah...," ucapan Takim langsung dipotong Sukmawati.

"Oke, setop. Hanya itu yang Ibu mau tanya," ucapnya. 

Dia kemudian meminta mahasiswa lain menjawabnya. Kali ini ada mahasiswa asal Papua yang menjawab 'Soeharto', yang kemudian mengundang gelak tawa para hadirin. 

Sukmawati pun melanjutkan pidatonya. Menurutnya, adalah hal yang wajar apabila kita menghormati para pejuang terdahulu.

"Memangnya kita nggak boleh menghargai, menghormati, orang-orang mulia di awal-awal, pokoknya abad modern? Apakah suri teladan itu hanya Nabi? Ya, oke, nabi-nabi, tapi pelajari perjalanan sejarah, ada revolusi industri. Apakah kita tidak boleh menghargai seperti Thomas Jefferson, Thomas Alva Edison, orang-orang mulia untuk kesejahteraan manusia," kata Sukmawati.

Sukmawati sendiri telah membantah dikatakan menistakan agama terkait ucapannya yang menyinggung Nabi Muhammad SAW. Sukmawati menyebut Nabi Muhammad dan Sukarno memiliki derajat yang berbeda yang tidak bisa dibandingkan.

"Membandingkannya gimana sih, maksud mereka apa, sih? Saya nggak tahu sih ya isi laporannya. Artinya, kedua beliau itu pemimpin-pemimpin, tapi pastinya derajatnya beda. Kalau Nabi ya nabi, kalau Bung Karno ya manusia yang punya kepemimpinan," ujar Sukmawati saat dihubunginya, Sabtu (16/11).


Sukmawati menyebut tidak pernah memiliki niat menistakan agama. Ia juga mengakui dirinya cinta terhadap Rasul.
"Saya kira apa yang saya bicarakan, apa yang saya ucapkan di forum FGD Humas Polri itu dengan judulnya--kan kamu tahu ya--itu sama sekali tidak ada maksud itu. Saya cinta kok para nabi, kok jadi dianggap menistakan agama?" tutur Sukmawati. 

Pidato Inilah Yang Membuat Sukmawati Soekarnoputri Ke Polisi Atas Dugaan Penistaan Agama




Nabi Muhammad Dibandingkan, Sukmawati Dipolisikan




Jakarta - Koordinator Bela Islam (Korlabi) melaporkan Sukmawati Soekarnoputri ke polisi atas dugaan penistaan agama. Sukmawati dilaporkan atas ucapannya yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden pertama RI Sukarno.

"Kami Korlabi mendampingi Ibu Ratih atas nama pribadi/muslimah dengan melaporkan Sukmawati atas dugaan penghinaan kepada Nabi Muhammad dengan apa yang dikatakan oleh Sukmawati, yaitu membandingkan Sukarno dengan Nabi Muhammad," jelas Sekjen Korlabi Novel Bamukmin dalam keterangannya, Sabtu (16/11/2019).

Ucapan Sukmawati itu dinilai sebuah penistaan terhadap agama. Pihak pelapor meminta polisi segera mengusut laporan tersebut.

"Maka dengan kemauan Bu Ratih yang merasa nabinya dibandingkan dengan Sukarno, maka kami dari Korlabi mendampingi beliau agar tidak terjadi gejolak di masyarakat dan cukup urusan ini kami serahkan kepada pihak kepolisian yang sudah punya pimpinan yang baru untuk segera memprosesnya agar hukum tegak demi keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia," terang Novel.

Laporan Ratih itu tertuang dalam nomor LP/7363/XI/2019/PMJ/Dit.Reskrimum, tanggal 15 November 2019. Sukmawati dilaporkan atas tuduhan penistaan agama Pasal 156a KUHP.

Adapun ucapan Sukmawati itu dilontarkan pada saat dirinya menghadiri sebuah diskusi bertajuk 'Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme' pada Senin (11/11).

Dalam diskusi itu, awalnya Sukmawati berbicara tentang perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan RI dari jajahan Belanda. Kegiatan itu sendiri dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2019. Sukmawati kemudian melontarkan pertanyaan kepada forum.




"Sekarang saya mau tanya semua, yang berjuang di abad 20 itu Yang Mulia Nabi Muhammad apa Ir Sukarno, untuk kemerdekaan? Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau jawab berdiri, jawab pertanyaan Ibu ini," tanya Sukmawati seperti dilihat dalam video yang viral.

Forum hening. Tidak ada yang menjawab pertanyaannya itu. Dia pun lalu melontarkan kembali pertanyaan itu kepada forum yang dihadiri sejumlah mahasiswa.

"Di abad 20, yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia itu Nabi Yang Mulia Muhammad atau Ir Sukarno? Tolong jawab, silakan anak-anak muda, saya mau tahu jawabannya, ayo jawab, nggak ada yang berani? Saya mau yang laki-laki, kan radikalis banyaknya laki-laki," lanjutnya.

Seorang mahasiswa kemudian berdiri. Sukmawati pun menanyakan identitas mahasiswa yang akan menjawab pertanyaannya itu.

"Saya Muhammad Takim Maulana, mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Selatan. Memang benar pada awal ke 20 yang berjuang itu Ir Sukarno, nah...," ucapan Takim langsung dipotong Sukmawati.

"Oke, setop. Hanya itu yang Ibu mau tanya," ucapnya. 

Dia kemudian meminta mahasiswa lain menjawabnya. Kali ini ada mahasiswa asal Papua yang menjawab 'Soeharto', yang kemudian mengundang gelak tawa para hadirin. 

Sukmawati pun melanjutkan pidatonya. Menurutnya, adalah hal yang wajar apabila kita menghormati para pejuang terdahulu.

"Memangnya kita nggak boleh menghargai, menghormati, orang-orang mulia di awal-awal, pokoknya abad modern? Apakah suri teladan itu hanya Nabi? Ya, oke, nabi-nabi, tapi pelajari perjalanan sejarah, ada revolusi industri. Apakah kita tidak boleh menghargai seperti Thomas Jefferson, Thomas Alva Edison, orang-orang mulia untuk kesejahteraan manusia," kata Sukmawati.